Jumat, 31 Oktober 2014

Kopi Nusantara dari pulau Sulawesi dan Papua

 Sulawesi

Sulawesi atau Pulau Sulawesi adalah sebuah pulau dalam wilayah Indonesia yang terletak di antara Pulau Kalimantan di sebelah barat dan Kepulauan Maluku di sebelah timur. Dengan luas wilayah sebesar 174.600 km², Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-11 di dunia. Pada jaman penjajahan kolonial belanda, pulau ini mendapatkan julukan Celebes yang merupakan sebutan lama dalam bahasa inggris. Pada kolonial belanda juga kopi dari daerah ini bisa berkembang dan tersohor sampai kemancanegara sampai saat ini, karena tanaman kopi di daerah ini dapat berkembang dengan baik sehingga bisa menghasilkan biji kopi yang bermutu.

1. Toraja Kalosi

Kopi Arabika yang berasal dari kawasan Sulawesi Selatan identik dengan nama Toraja, Kopi Toraja-Kalosi atau banyak juga orang mengenal dengan nama Kopi Kalosi-Toraja merupakan  penggabungan dua daerah penghasil kopi. Nama Kalosi sendiri bisa diartikan sebagai pasar atau tempat, belum banyak orang yang tahu sejak kapan ia digunakan sebagai nomina sebuah kopi yang merepresentasikan daerah sekaligus cita rasa. Secara historis, penamaan suatu kopi dengan identitas tempat bisa bermakna macam-macam. Dua makna yang paling sering dipakai adalah nama tempat dan pelabuhan. Secara administratif Kalosi merupakan kelurahan Kalosi di yang terletak di kabupaten Enrekang, tetapi kenyataannya kelurahan Kalosi tidak terletak pada kabupaten Toraja maupun Toraja Utara. Di kabupaten Kalosi juga terdapat tanaman kopi, karena daerah ini produksi kopi nya terbatas sehingga mendatangkan kopi dari daerah lain sekitar.

Kopi Toraja memiliki citarasa : Excellent aroma and flavor, balance body and acidity, Caramel hints and long finish

2. Toraja Sampan

Sejarah dari jenis kopi ini adalah berasal dari daerah Sapan. Jenis biji kopi  ini ditanam di sebuah daerah pegunungan yagn cukup tinggi dan berada di Sulawesi. Sapan adalah merupakan sebuah tempat kecil di Sulawesi yang merupakan nama tempat pengumpulan kopi yang ada di daerah sekitarnya. Sedangkan Toraja adalah merupakan nama daerah pegunungan di Sulawesi, tempat tumbuhnya jenis tanaman kopi satu ini. Ciri khas dari jenis kopi Toraja ini adalah dikenal memiliki aroma bau harum yang khas. Selain itu jika dilihat di wilayah Sulawesi yang merupakan tempat geografis yang subur dapat membantu memproduksi beberapa macam jenis hasil sumber daya alam yang cukup dikenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah kelas dunia pada saat itu. Dengan rasa serta bau harum dari kopi telah dapat membuat jenis kopi ini telah dapat menjadi brand tersendiri.
Aroma wangi dari kopi ini langsung dapat tericum saat kita membuka kemasan dari kopi Toraja ini. Yang menarik adalah rasa kopi ini memiliki perbedaan dengan jenis kopi Indonesia lainnya. Jenis kopi ini bahkan juga telah dijual kenegara Jepang dan AS.
Bagi kita sebagai rakyat Indonesia tentu harus berbangga dengan adanya jenis produk kopi Toraja satu ini. Rasa dan juga kualitas dari jenis produk kopi ini adalah merupakan salah satu jenis kopi terbaik. Minuman kopi juga telah dikenal sebagai minuman yang telah dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Kita dapat menjumpai jenis minuman kopi ini dalam bentuk sachet di warung dan juga restaurant yang menyediakan minuman kopi ini.


3. Toraja Marinding

Tidak Banyak orang yang tahu mengenai kopi ini, karena keterbatasan produksi dan transportasi yang kurang memadai sehingga kurang begitu dikenal oleh masyarakat indonesia. Marinding adalah lembang di kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia

Toraja Marinding : Excellent aroma and flavor, balance body and acidity, Caramel hints and long finish

Papua


Kepulauan papua terletak di daerah paling timur indonesia, yang memiliki 2 propinsi yaitu propinsi Papua dan Papua Barat. Pulau yang merupakan salah satu pulau terbesar di indonesia, banyak kekayan alam yang dimiliki pulau ini baik itu kekayaan alam maupun keindahan alamnya. Banyak pengusaha asing yang melirik karena memiliki banyak potensi yang masih terbuka lebar untuk dikembangkan. Namun justru kita sebagai orang indonesia tidak memanfaatkan potensi yang ada di pulau ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pulau ini belum bisa tergali secara maksimal, salah satunya adalah faktor transportasi yang masih tergolong sangat mahal. 
Ada dua daerah utama penghasil kopi di Papua. Daerah yang pertama adalah Lembah Baliem, di tengah dataran tinggi Jayawijaya, yang mengelilingi kota Wamena. Daerah kedua adalah Lembah Kamu di daerah Nabire, di sisi timur dataran tinggi, yang mengelilingi kota Moanemani. Kedua wilayah berada di ketinggian antara 1.400 hingga 2.000 meter diatas permukaan laut, dan merupakan kondisi ideal untuk produksi Arabika. Kedua daerah tersebut saat ini memproduksi 230 ton kopi per tahunnya. Angka ini dapat dipastikan akan meningkat, sejalan dengan adanya perusahaan-perusahaan baru yang menjalankan kegiatan pembelian dan pengolahan kopi di wilayah tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut membantu para petani untuk mendapatkan sertifikasi organik dan fair trade, yang akan memberikan peningkatan penghasilan yang cukup besar. Wilayah tersebut sangat terpencil, dimana sebagian besar kopi tumbuh di wilayah yang tidak terjangkau oleh infrastrustur jalan dan hampir tidak tersentuh dunia modern. 


1. Wamena


Wamena adalah sebuah kota kecil yang terletak di lembah pegunungan Jayawijaya, Papua, Indonesia. Iklimnya sangat dingin dengan suhu antara 15 sampai 20 derajat celcius. Penduduk kota Wamena terdiri dari penduduk asli wamena dan penduduk pendatang dari berbagai Pulau di Indonesia, yaitu dari Jawa, Sumatra, Sulawesi. Suku pendatang yang paling banyak di Wamena adalah Suku Jawa, Toraja, Batak, Bugis, dan Makassar. Para pendatang pada umumnya bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, pengusaha, dan pedagang. 

Kopi Arabika Wamena merupakan salah satu kopi produk Indonesia yang sudah mulai dikenal di seluruh Indonesia dan manca negara. Kopi Arabika Wamena tumbuh di lembah Baliem pegunungan Jayawijaya Wamena tanpa menggunakan pupuk kimia, sehingga kopi Arabika Wamena merupakan kopi Organik karena tumbuh subur secara alami. Para petani kopi dibina langsung oleh Pemerintah Daerah dari Dinas Perkebunan dan Tanaman Pangan Wamena dan juga dibantu oleh Amarta dari Amerika untuk mengolah hasil panen kopi mereka.
Tak banyak yang tahu kalau Indonesia mempunyai kopi Arabika yang setara dengan Jamaica Blue Mountain Coffee, salah satu jenis kopi terbaik dan termahal di dunia. Biji kopi di Wamena itu sama kualitasnya dengan biji kopi dari Jamaica. Pada jaman kolonial, ada orang Belanda yang membawa biji kopi dari Blue Mountain dan ditanam di Papua. Dengan kontur tanah dan cuaca yang mirip, kopi ini bisa dan memiliki kualitas mirip dengan aslinya
 Tidak terasa asam karena memiliki kadar asam yang rendah sehingga aman diminum bagi semua orang.


2. Nabire

Kabupaten Nabire menjadi bagian dari Provinsi Papua. Terbagi menjadi 9 kecamatan dengan Nabire sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya sendiri berbatasan dengan Teluk Cendrawasih di sebelah utara, Kabupaten Mimika di sebelah selatan, Kabupaten Painai dan Yapen Waropen di sebelah timur dan Kabupaten Manokwari dan Fak-fak di sebelah barat. Perkebunan kopi ini sebenarnya sudah ada sejak1937, dibawa oleh misionaris. Namun kopi tersebut belum dikenal oleh masyarakat di luar nabire karena tidak ada yang memasarkan, hingga 2009, saat Edry di Nabire mulai berkenalan dengan kopi nikmat ini. Sebelumnya, hanya diminum oleh penduduk Nabire aja.

3. Yahukimo

Wilayah Kabupaten Yahukimo terletak pada 138045’ – 140014’ Bujur Timur dan 3039’ – 5002’ Lintang Selatan. Kabupaten Yahukimo memiliki luas wilayah 17.152 Km2. Yahukimo adalah salah satu “bayi” pemekaran Kabupaten Jayawijaya yang namanya mengambil dari empat nama suku yang bermukim di sana, yaitu Yali, Hubla, Kimyal, dan Momuna. Keadaan topografi Kabupaten Yahukimo sangat bervariasi mulai dari dataran rendah dengan lereng yang landai sampai dengan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal. Sedangkan ketinggiannya berada di antara 100 - 3.000 meter di atas permukaan laut, sehingga sangat cocok untuk perkebunan kopi jenis Arabika.
Potensi kopi di kabupaten Yahukimo, Jayawijaya dan Lani Jaya cukup besar, dengan jumlah petani kopi 2007 orang dan luas lahan 1.102 ha serta kemampuan produksi 193,25 ton pertahun


Email        : Kopiraspiku@gmail.com
Tlp / WA   : 085732785959
Pin BBM   : D4871614
BBM Channel C001CC06E

Rabu, 01 Oktober 2014

Kopi Nusantara dari pulau Bali dan Flores



Posting kali ini kita akan membahas pulau yang terkenal dengan keindahan alam, yang sudah dikenal sampai kepenjuru dunia yaitu Bali dan Flores. Kedua pulau tersebut merupakan kepulauan yang berada di sebelah timur pulau jawa, dan memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa sampai di kenal oleh masyarakat lokal bahkan sampai ke mancanegara. Namun siapa yang sangka disisi lain pulau ini merupakan salah satu sentra penghasil kopi nasional yang harus di pertimbangkan, karena kopi ini memiliki ciri khas dan bahkan sudah terkenal di mancanegara.


Bali
 
Bali lebih dikenal dengan pulau Dewata atau pulau seribu Pura, karena mayoritas penduduk pulau bali memeluk agama Hindu. Pulau secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Dilereng ini banyak menghasilkan beberapa jenis kopi yang sudah merambah di mancanegara.

1. Bali Kintamani

Perkebunan kopi kintamani bali merupakan perkebunan rakyat dengan persebaran yang luas,berada pada tofografi yang berbukit,tingkat produktivitas yang beragam dan dibudidayakan dalam kawasan spesifik dengan ketinggian tempat di antara 900 -1600 dpl. Kawasan ini memiliki iklim yang khas berudara dingin dan kering dengan fluktuasi temperature yang cukup tinggi.Tanah vulkanik dengan jenis tanah entisol dan inceptisol dan dikenal sebagai salah satu dari origin coffee di Indonesia.
Sebagai kawasan agroindustri yang dikelola secara efektif dan efesien. Pada tahun 2007 diusulkan sebagai kawasan Masyarakat perlindungan indikasi geografis (MPIG) dengan produk unggulan kopi arabika. Pada tahun 2008 Kawasan MPIG secara resmi mendapatkan pengakuan dari pemerintah Indonesia sebagai kawasan yang bersertifikat Indikasi Geografis (IG) terhadap produk kopi arabika kintamani Bali.
Seiring dengan pesatnya perkembangan kopi di kawasan kintamani pada tahun 2010 Bank Indonesia melakukan MoU dengan Pemerintah Daerah Bangli untuk melakukan pendampingan terhadap klaster kopi arabika kintamani.
Pada tahun 2012 atas prakarsa dari Bank Indonesia, seluruh petani yang tergabung dalam  64 Subak (3021 keluarga tani) yang tersebar dalam kawasan MPIG berinisiatif membuat sebuah koperasi kopi MPIG kintamani.   Dengan koperasi diharapkan tingkat pemasaran menjadi lebih baik dan mampu memberikan kesejahteraan bagi semua petani kopi di kawasan MPIG.
Dengan berlandaskan Tri hita karana yaitu adanya keseimbangan antara petani dengan tuhan, petani dengan petani dan petani dengan lingkungan. Perkembangan kopi arabika di kawasan kintamani semakin pesat  dengan kelestarian alam yang tetap mempesona. Cita rasa yang dimiliki begitu eksotik dengan  rasa jeruk yang dominan, body sedang,  acidity sedang sampai tinggi dengan berbau wangi menyerupai herbal. Masyarakat  bali pada umumnya meyakini kopi ini  memiliki nilai religious    karena setiap enam bulan masyarakat bali pada umumnya melakukan sebuah tradisi khusus penghormatan terhadap semua tumbuh tumbuhan termasuk kopi sehingga kopi yang kami  produksi mampu memberikan ketenangan bagi penikmatnya .

2. Bali Pupuan


Jenis ini berasal dari daerah pupuan, secara administratif masih termasuk kedalam kabupaten tabanan bali. Memiliki rasa yg nikmat dan tidak pada umumnya kopi robusta yg cuma pait, melalui roasting dengan tingkat medium too dark kopi bali pupuan memiliki karakter Soft, Earthy mild, dan choco.


Flores
  
Flores berasal dari bahasa portugis yaitu bunga, karena daerah ini merupakan daerah jajahan portugis. Flores memiliki satu dari sekian satwa langka dan dilindungi di dunia yakni Varanus komodoensis atau lebih dikenal dengan Biawak raksasa. Raptil ini hidup di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, keduanya berada di Kabupaten Manggarai Barat, Flores Barat. Selain Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Tidak banyak yang orang tahu bahwa di flores ini ada kopi yang sudah dikenal di dalam negeri maupun di mancanegara, karena banyak kopi yang di ekspor ke mancanegara sehingga kebutuhan akan kopi jenis ini di dalam negeri tidak tercukupi.

1.  Flores Bajawa

Terletak di kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut, menyuguhkan pesona alam nan asri di bawah hamparan kaki Gunung Inerie (2.245 mdpl).
Hamparan hutan kopi arabika organik dengan ketinggian 1 meter hingga 3,5 meter tersebar di beberapa titik di Kecamatan Golewa dan Bajawa. Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, berasal dari kata bha artinya ’lembah’, ’kuali’, dan jawa artinya ’sejahtera’. Maka, Bajawa adalah lembah kesejahteraan.
Bajawa berada di lembah, diapit gunung dan bukit. Kopi ini kebanyakan diekspor ke Amerika.
Karekteristik : memiliki keistimewaan, keunikan, dan kekhasan karena berada di atas 1.000 mdpl. Debu vulkanik Gunung Inerie membuat aromanya lebih harum dan menyengat.
Sampai tahun lalu amerika membutuhkan 1.000 ton kopi Bajawa per tahun, tapi baru bisa dipenuhi sebanyak 300 ton. Eropa juga sangat mengenal kopi ini dan ada 8 negara di Eropa yang juga meminta Bajawa mengirim kopinya ke negara-negara mereka, tapi belum dapat dipenuhi. Dan yang tak kalah ironisnya, banyak konsumen asing yang bahkan tidak tahu di mana Flores itu. bahkan kopi jenis ini menurut penikmatnya lebih nikmat dari kopi dari sumatra maupun dari sulawesi.


2. Flores Manggarai

Kopi dari kawasan Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dengan cita rasa khas dan aroma kuat, sudah terkenal sejak dulu. Kopi dari daerah ini juga dikenal dengan sebutan kopi tuan, yang diperkirakan sudah populer sejak masa kolonial Belanda.
Manggarai juga menjadi salah satu sentra produksi kopi (Coffea sp) terbesar di NTT. Komoditas ”mutiara hitam” ini juga menjadi gantungan hidup umum masyarakat setempat sehingga mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang pendidikan tinggi.
Komoditas kopi juga menjadi salah satu andalan ekspor hasil perkebunan. Kopi Manggarai menembus pasar internasional dengan harga tinggi karena mutunya yang baik. Tujuan ekspor kopi Indonesia di antaranya ke Amerika Serikat, Jerman, Australia, Jepang, juga negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Namun, kenyataannya, hasil kebun kopi di Manggarai, yang telah dimekarkan menjadi tiga kabupaten—Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur—itu kini kualitasnya cenderung tertinggal dibanding produksi perkebunan di kabupaten tetangganya, Ngada.
Kabupaten Manggarai Timur yang berbukit-bukit dengan ketinggian 1.100-1.300 meter di atas permukaan laut memang ideal untuk budidaya kopi. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur, luas lahan kebun kopi tahun 2010 tercatat 16.997 hektar (terluas di kawasan Manggarai) dengan produksi 5.289 ton.
Komposisi jenis kopi yang ditanam adalah kopi arabika seluas 3.790 hektar dan kopi robusta seluas 13.167 hektar. Setiap hektar kebun menghasilkan 500 kilogram kopi robusta dan 450 kilogram kopi arabika.
Dari enam kecamatan yang ada di Manggarai Timur, semuanya memiliki lahan kopi, areal terluas ada di Kecamatan Poco Ranaka, yaitu 2.365,65 hektar jenis robusta dan 885 hektar kopi arabika.
Adapun di Kabupaten Manggarai, menurut data dinas kehutanan dan perkebunan setempat, total areal kopi arabika tahun 2010 seluas 2.767,63 hektar, dengan tingkat produktivitas 367,53 kilogram per hektar. Tanaman kopi robusta seluas 4.261,65 hektar dengan produktivitas 353,89 kilogram per hektar. Sementara di Ngada yang total luas areal kebun kopinya hanya sekitar 2.883 hektar dengan produksi 2.242 ton (2009) justru tingkat produktivitasnya lebih tinggi, yaitu 777,80 kilogram per hektar.




Cintailah kopi nusantara yang tersebar di nusantara, yang memiliki citarasa yang khas dari masing masing daerah. Semoga informasi yang kami sampaikan bisa menambah informasi tentang kopi. Jika ada anda ingin mengetahui lebih tentang kopi nusantara maupun tertarik ingin menikmati kopi nusantara di atas anda bisa menghubungi di bawah ini, dan masih ada kopi nusantara dari daerah lain.

Email        : Kopiraspiku@gmail.com
Tlp / WA   : 085732785959
Pin BBM   : D4871614
BBM Channel C001CC06E