Bali
Bali lebih dikenal dengan pulau Dewata atau pulau seribu Pura, karena mayoritas penduduk pulau bali memeluk agama Hindu. Pulau secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan
115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian
Indonesia yang lain. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur
juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang
lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Dilereng ini banyak menghasilkan beberapa jenis kopi yang sudah merambah di mancanegara.
1. Bali Kintamani

Sebagai kawasan agroindustri yang
dikelola secara efektif dan efesien. Pada tahun 2007 diusulkan sebagai
kawasan Masyarakat perlindungan indikasi geografis (MPIG) dengan produk
unggulan kopi arabika. Pada tahun 2008 Kawasan MPIG secara resmi
mendapatkan pengakuan dari pemerintah Indonesia sebagai kawasan yang
bersertifikat Indikasi Geografis (IG) terhadap produk kopi arabika
kintamani Bali.
Seiring dengan pesatnya perkembangan
kopi di kawasan kintamani pada tahun 2010 Bank Indonesia melakukan MoU
dengan Pemerintah Daerah Bangli untuk melakukan pendampingan terhadap
klaster kopi arabika kintamani.
Pada tahun 2012 atas prakarsa dari Bank
Indonesia, seluruh petani yang tergabung dalam 64 Subak (3021 keluarga
tani) yang tersebar dalam kawasan MPIG berinisiatif membuat sebuah
koperasi kopi MPIG kintamani. Dengan koperasi diharapkan tingkat
pemasaran menjadi lebih baik dan mampu memberikan kesejahteraan bagi
semua petani kopi di kawasan MPIG.
Dengan berlandaskan Tri hita karana yaitu adanya keseimbangan antara
petani dengan tuhan, petani dengan petani dan petani dengan lingkungan.
Perkembangan kopi arabika di kawasan kintamani semakin pesat dengan
kelestarian alam yang tetap mempesona. Cita rasa yang dimiliki begitu
eksotik dengan rasa jeruk yang dominan, body sedang, acidity sedang
sampai tinggi dengan berbau wangi menyerupai herbal. Masyarakat bali
pada umumnya meyakini kopi ini memiliki nilai religious karena
setiap enam bulan masyarakat bali pada umumnya melakukan sebuah tradisi
khusus penghormatan terhadap semua tumbuh tumbuhan termasuk kopi
sehingga kopi yang kami produksi mampu memberikan ketenangan bagi
penikmatnya .
2. Bali Pupuan
Jenis ini berasal dari daerah pupuan, secara administratif masih termasuk kedalam kabupaten tabanan bali. Memiliki rasa yg nikmat dan tidak pada umumnya kopi robusta yg cuma pait, melalui roasting dengan tingkat medium too dark kopi bali pupuan memiliki karakter Soft, Earthy mild, dan choco.
Flores
Flores berasal dari bahasa portugis yaitu bunga, karena daerah ini merupakan daerah jajahan portugis. Flores memiliki satu dari sekian satwa langka dan dilindungi di dunia yakni Varanus komodoensis atau lebih dikenal dengan Biawak raksasa.
Raptil ini hidup di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, keduanya berada di
Kabupaten Manggarai Barat, Flores Barat. Selain Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Tidak banyak yang orang tahu bahwa di flores ini ada kopi yang sudah dikenal di dalam negeri maupun di mancanegara, karena banyak kopi yang di ekspor ke mancanegara sehingga kebutuhan akan kopi jenis ini di dalam negeri tidak tercukupi.
1. Flores Bajawa

Hamparan hutan kopi arabika organik dengan ketinggian 1 meter hingga 3,5 meter tersebar di beberapa titik di Kecamatan Golewa dan Bajawa. Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, berasal dari kata bha artinya ’lembah’, ’kuali’, dan jawa artinya ’sejahtera’. Maka, Bajawa adalah lembah kesejahteraan.
Bajawa berada di lembah, diapit gunung dan bukit. Kopi ini kebanyakan diekspor ke Amerika.
Karekteristik : memiliki
keistimewaan, keunikan, dan kekhasan karena berada di atas 1.000 mdpl.
Debu vulkanik Gunung Inerie membuat aromanya lebih harum dan menyengat.
Sampai tahun lalu amerika membutuhkan 1.000 ton kopi Bajawa per tahun,
tapi baru bisa dipenuhi sebanyak 300 ton. Eropa juga sangat mengenal
kopi ini dan ada 8 negara di Eropa yang juga meminta Bajawa mengirim
kopinya ke negara-negara mereka, tapi belum dapat dipenuhi. Dan yang tak
kalah ironisnya, banyak konsumen asing yang bahkan tidak tahu di mana
Flores itu. bahkan kopi jenis ini menurut penikmatnya lebih nikmat dari kopi dari sumatra maupun dari sulawesi.
2. Flores Manggarai

Manggarai juga menjadi salah satu sentra produksi kopi (Coffea sp) terbesar di NTT. Komoditas ”mutiara hitam” ini juga menjadi gantungan hidup umum masyarakat setempat sehingga mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang pendidikan tinggi.
Komoditas kopi juga menjadi salah satu andalan ekspor hasil perkebunan. Kopi Manggarai menembus pasar internasional dengan harga tinggi karena mutunya yang baik. Tujuan ekspor kopi Indonesia di antaranya ke Amerika Serikat, Jerman, Australia, Jepang, juga negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Namun, kenyataannya, hasil kebun kopi di Manggarai, yang telah dimekarkan menjadi tiga kabupaten—Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur—itu kini kualitasnya cenderung tertinggal dibanding produksi perkebunan di kabupaten tetangganya, Ngada.
Kabupaten Manggarai Timur yang berbukit-bukit dengan ketinggian 1.100-1.300 meter di atas permukaan laut memang ideal untuk budidaya kopi. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur, luas lahan kebun kopi tahun 2010 tercatat 16.997 hektar (terluas di kawasan Manggarai) dengan produksi 5.289 ton.
Komposisi jenis kopi yang ditanam adalah kopi arabika seluas 3.790 hektar dan kopi robusta seluas 13.167 hektar. Setiap hektar kebun menghasilkan 500 kilogram kopi robusta dan 450 kilogram kopi arabika.
Dari enam kecamatan yang ada di Manggarai Timur, semuanya memiliki lahan kopi, areal terluas ada di Kecamatan Poco Ranaka, yaitu 2.365,65 hektar jenis robusta dan 885 hektar kopi arabika.
Adapun di Kabupaten Manggarai, menurut data dinas kehutanan dan perkebunan setempat, total areal kopi arabika tahun 2010 seluas 2.767,63 hektar, dengan tingkat produktivitas 367,53 kilogram per hektar. Tanaman kopi robusta seluas 4.261,65 hektar dengan produktivitas 353,89 kilogram per hektar. Sementara di Ngada yang total luas areal kebun kopinya hanya sekitar 2.883 hektar dengan produksi 2.242 ton (2009) justru tingkat produktivitasnya lebih tinggi, yaitu 777,80 kilogram per hektar.
Cintailah kopi nusantara yang tersebar di nusantara, yang memiliki citarasa yang khas dari masing masing daerah. Semoga informasi yang kami
sampaikan bisa menambah informasi tentang kopi. Jika ada anda ingin
mengetahui lebih tentang kopi nusantara maupun tertarik ingin menikmati
kopi nusantara di atas anda bisa menghubungi di bawah ini, dan masih ada
kopi nusantara dari daerah lain.
Email : Kopiraspiku@gmail.com
Tlp / WA : 085732785959
Pin BBM : D4871614
BBM Channel C001CC06E
Email : Kopiraspiku@gmail.com
Tlp / WA : 085732785959
Pin BBM : D4871614
BBM Channel C001CC06E
Tidak ada komentar :
Posting Komentar