Apa yang anda pikirkan setelah melihat gambar diatas, ya benar gambar tersebut adalah buah kopi yang sudah siap panen. Setelah kita mengenal sedikit mengenai daerah asal kopi, kita akan menjelaskan proses pengolahan biji mulai dari perkebunan sampai dengan proses siap untuk di nikmati. Pada umumnya kopi yang ada di indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan kopi dari luar negeri, karena citarasa khas yang di hasilkan dari kopi indonesia. Pada umumnya masyarakat Indonesia mengenal kopi Arabika dan Robusta, karena kopi pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1696 dari jenis kopi Arabika yang di bawa oleh Komandan Pasukan Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar.
![]() |
Bentuk fisik kopi Arabika dan Robusta |
Pembibitan
Peletakan jarak bibit kopi antara kedua varietas tersebut tidak sama, jarak tanam budidaya kopi yang dianjurkan adalah 2,75×2,75 meter untuk robusta dan 2,5×2,5 meter untuk arabika. Jarak tanam ini divariasikan dengan ketinggian lahan, semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah semakin rapat jarak tanamnya.
![]() |
Proses pemangkasan pohon kopi |
Pemupukan
Pemupukan juga tidak kalah penting untuk dilakukan pada tanaman ini, kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg dan di berikan sekitar 1-2 tahun sekali. Caranya pemupukan sederhana, lubangi sekitar tanaman kopi kemudian masukkan pupuknya ke dalam lubang. Untuk tanah yang asam dengan pH dibawah 4,5 pemberian pupuk dicampur dengan setengah kilogram kapur, pemerian kapur dilakukan 2-4 tahun sekali.
Proses yang tidak kalah pentingnya adalaha penyiangan gulma tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama saat tanaman masih muda. Dilakukan penyiangan setiap dua minggu, dan bersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon kopi. Apabila tanaman sudah cukup besar, pengendalian gulma yang ada diluar tajuk tanaman kopi bisa memanfaatkan tanaman penutup tanah. Penyiangan gulma pada tanaman dewasa dilakukan apabila diperlukan saja.
Pemanenan
Tanaman kopi sudah mulai berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Namun buah kopi pertama biasanya hanya sedikit, produktivitasnya mulai naik maksimal setelah berumur 5 tahun ke atas. Jenis arabika dan robusta berbuah secara musiman, robusta memerlukan waktu 8-11 bulan dari mulai kuncup hingga matang sedangkan arabika memerlukan waktu 6-8 bulan. Jenis kopi lain seperti liberika bisa berbuah sepanjang tahun.
Tingkat kematangan buah kopi tidak terjadi secara serentak. Sehingga proses pemanenan memerlukan waktu yang lama. Musim panen kopi di Indonesia biasanya dimulai pada bulan Mei/Juni dan berakhir sekitar Agustus/September. Periode panen raya berlangsung 4-5 bulan dengan frekuensi pemetikan buah kopi bisa setiap 10-14 hari sekali.
![]() |
Biji kopi yang bewarna merah penuh siap untuk di panen |
Setiap tingkat kematangan menghasilkan karakteristik kopi yang berlainan. Berikut ini karakteristik buah kopi dilihat dari tingkat kematangannya:
Warna hijau dan hijau kekuningan. Warna ini menandakan kondisi buah kopi masih muda. Apabila dipetik bijinya berwarna pucat keputihan dan keriput. Aroma dan postur (body) yang dihasilkan masih sangat lemah. Buah seperti ini tidak disarankan untuk tidak dipetik.
Warna kuning kemerahan, menunjukkan sudah mulai matang. Aroma dan posturnya mulai terasa mantap. Bijinya berwarna keabu-abuan. Buah seperti ini sudah boleh untuk dipetik.
Warna merah penuh, menunjukkan buah telah matang sempurna. Aroma dan citarasanya telah terbentuk dengan mantap. Keadaan buah seperti ini merupakan kondisi paling baik untuk dipetik.
Warna merah tua, menandakan buah sudah kelewat matang. Bijinya berwarna coklat dan kehitaman. Aroma dan posturnya mulai menurun, terkadang mengeluarkan citarasa seperti bau tanah (earthy). Buah seperti ini harus sudah dipetik.
Selain warna kulit, untuk menentukan kematangan buah kopi bisa diketahui dari kandungan senyawa gula yang terdapat pada daging buah. Kopi yang telah matang memiliki kandungan senyawa gula relatif tinggi pada daging buahnya. Pada buah yang telah matang, daging buah lunak dan berlendir serta terasa manis.
Jika buah kopi sudah menunjukan tanda kematangan, maka buah siap untuk di panen. Robusta bisa di petik di tangkai atau yang sudah jatuh ke tanah, buah yang jatuh ketanah tidak berpegaruh kekualitas biji kopi. Sedangkan arabika memiliki perlakuan khusus yang mana buah arabika yang telah matang cenderung mudah rontok, apabila di biarkan jatuh ke tanah buah tersebut akan menyerap bau-bauan diatas tanah yang menurunkan mutu kopi. Sehingga dianjurkan untuk segera di panen jika ada biji kopi yang berwarna merah penuh.
Penyortiran
Sebelum masuk keproses selanjutnya, biji kopi di sortir dahulu untuk memisahkan antara kotoran, biji yang berpenyakit dan biji yang cacat. Kemudian biji kopi masih di sortir lagi dari segi warna yang merah dan mulus (buah superior) dengan buah yang masih kuning maupun hijau (buah inferior), pemilihan ini akan menentukan grade kualitas biji kopi.
![]() |
Pengolahan biji kopi dengan proses basah |
![]() |
Pengolahan biji kopi dengan proses kering |
Roasting
![]() |
Macam-macam hasil roasting biji kopi |
Jika dirasa hasil roasting sudah sesuai dengan permintaan, selanjutnya kopi dimasukkan ke dalam grinder untuk menjadi bubuk.
Untuk menikmati kopi dengan hasil yang optimal, seduh 10 gram kopi dengan 180 ml air panas yang direbus sampai dengan suhu 90-95 derajat. Banyak cara menikmati kopi yang akan kami bahas di posting berikutnya.
Semangat Kopi....
D4871614 / BBM Channel C001CC06E / Kopiraspiku@gmail.com
Gan, mau nanya, kalau misal pembuatan minuman kopi memakai mesin kopi itu baik nggak bagi kesehatan tubuh. Kebetulan agan sedang membahas kopi. Akhir-akhir ini saya jarang memakai mesin kopi saya, takut berbahaya bagi tubuh :(
BalasHapusMenyeduh kopi dengan mesin tidak ada masalaha, karena alat tersebut sudah dirancang untuk standart food grade.
BalasHapus